Ji Heon memandangi Eun Seol,dan berkata dengan sinis, wajah Eun Seol membuatnya bete. Ji Heon meminta CV data pribadi Eun Seol, membacanya dan berkomentar Eun Seol pastilah karyawan sementara..
Tepat pada saat itu Moo Won masuk dan bertanya pada ji heon , apakah ji Heon telah bertemu sekertaris barunya. Ji Heon heran mengapa seorang yg tak memiliki kualifikasi dipilih menjadi sekertarisnya. Ji Heon mengatakan posisinya penting karena membawahi berbagai divisi di DN Group. Ji Heon mengatakan jika Eun Seol bukan karyawan sementara, maka ia adalah mata-mata yg bekerja untuk Moo Won. Sambil melangkah pergi, Ji Heon berkata, ia akan memilih sekertarisnya sendiri mulai sekarang.
Moo Won bertanya dengan sinis, “apa yg bisa dimata-matai dari ji Heon? Tempat dimana ji Heon kelayapan menghabiskan waktu seharian? Menu makanan Ji Heon ? “
Ji Heon berbalik dan berkata ia kelayapan karena ada tujuannya, yaitu menghindar dari Moo Won yg memata-matai nya. Moo Won berkata “ Jika begitu, Ji Heon harus tetap mempekerjakan si sekertaris mata-mata, dan melanjutkan kebiasaan kelayapannya seharian. Tak ada salahnya mempertahankan keadaan “.
Kedua lelaki ini berhadapan sambil menunjukkan wajah tegang mereka. Wajah keduanya sangaaaat dekat…
Kedua lelaki ini berhadapan sambil menunjukkan wajah tegang mereka. Wajah keduanya sangaaaat dekat…
Eun Seol memotong ketegangan diantara dua lelaki ini. Eun Seol mengatakan ia bukan karyawan sementara maupun mata-mata. Direktor Cha memilihnya karena semangat dan kekuatan tekadnya. Eun Seol bersedia bekerja keras untuk Ji Heon, khususnya untuk menunukkan pada Moo Won, orang yg memilihnya bahwa Eun Seol bisa berhasil. Ji Heon tak mempercayai ucapannya dan meminta Eun Seol untuk pergi.
Malamnya, Eun Seol merayakan “hari pertama kerja” bersama Myung Ran temannya. Eun Seol ingat, ia telah mendatangi semua gereja dan kuil untuk berdoa, memohon diberikan kesempatan bekerja. Eun Seol akhirnya mendapat pekerjaan pertamanya dengan bos matakeranjang. Kini setelah memperoleh pekerjaan yg baik, Eun Seol berkata ia akan mempertahankan pekerjaannya itu sekuat tenaga. Eun Seol berharap agar tak dipecat, tetap bekerja, dan bisa mengubah keinginan Cha ji Heon yg ingin memecatnya
Ji Heon tiba di kantor dan terkejut melihat Eun Seol masih bekerja. Ia berlalu tanpa menghiraukan Eun Seol seharian. Hal yg sama ia ulangi beberapa hari setelahnya. Sampai akhirnya Eun Seol masuk ke ruangan Ji Heon. Ji Heon membukakan pintu untuknya, mempersilahkan masuk dan bertanya “ APakah kamu ingin terus bertahan? Baiklah kita lihat sampai kapan kamu akan bertahan”. Eun Seol berterimakasih dan membungkuk, tapi ia membungkuk dua kali. Ji Heon memintanya membungkuk sekali lagi karena menurutnya membungkuk dua kali adalah membawa sial.
Ji Heon mulai membacakan aturan yg harus diperhatikan Eun Seol. Ji Heon tak suka mengulang perkataannya, telpon masuk harus dijawab pada deringan kedua , suhu ruangan harus diset dengan tepat, ruang kerjanya harus segar dengan aroma ringan pengharum ruangan, Eun Seol sendirilah yg harus membersihkan ruangan serta filter AC di ruangan Ji Heon, dan saat Ji Heon menuntjukkan telapak tangannya,Eun Seol harus segera memberikan hand sanitizer.
Begitu detail…, bahkan tirai lipat harus dibuka pada kemiringan yg tepat agar jumlah sinar matahari yg masuk sesuai dengan keinginan Ji Heon. Eun Seol harus menyaring telepon yg masuk, dan hanya membolehkan orang yg tepat untuk bertemu Ji Heon. Jika Ji Heon meminta nomor telepon, Eun Seol harus segera mengingatnya. Eun Seol harus tiba dikantor dan meninggalkan kantor disaat yg sama dengan Ji Heon.
"singkirkan kuncir cepol itu...!!" |
Ji heon mengamati eun Seol, dan mengatakan, Eun Seol harus berpakaian dengan style professional sebagai sekertarisnya. Ji heon menunuk kuncir cepol Eun Seol dan memintanya untuk tak melakukan itu lagi karena ia benci dengan gaya cepol seperti itu.
*qeqeqe..inget kejadian di hajar gangster ya..
Ji heon mengatakan ia memiliki kebiasaan meminum kopi kafein rendah, dan kopi panas-nya harus benar-benar panas , es-kopi nya harus benar-benar dingin
Daaan akhirnya kita sampai di peraturan ji Heon yg terakhir : “boss-ayah-guru-adalah-satu. Artinya Eun Seol harus menghormati boss nya layaknya ia menghormati ayahnya-dan gurunya.
Eun Seol dengan senang mengulang membaca semua peraturan yg dikatakan Ji Heon. Ji Heon membiarkan Eun Seol berlari keluar untuk mencatat semua peraturannya. Tapi saat Eun Seol sampai di mejanya, Ji heon langsung menelepon dan bertanya apakah Eun Seol sudah selesai mencatat, karena Ji heon ingin Eun Seol membawakan makan siangnya sekarang juga. Ji Heon lalu memberikan pesanan makan siang yg begitu rumit.
Dan Eun Seol pun terbirit-birit berlari keluar kantor, membeli pesanan makan siang Ji heon.Dan karena terburu-buru, ia menumpahkan sedikit di jalan
Ji heon menerima makan siangnya , kemudian menyingkirkan wortel dari piringnya, sambil mengatakan ia membenci wortel . Lalu Ji heon meminum ice- coffee nya dan meludahkan keluar, karena ice coffee itu tidak dingin agi. Ji Heon mmberikan Eun Seol waktu 5 menit untuk membelikannya ice coffee yg baru. Eun Seol hanya tersenyum dan bergegas pergi.
Sepulang dari kantor, Ji Heon berbaring di sofa, dan berkomentar megenai kegigihan Eun Seol yg pantang menyerah. Sementar itu, Eun Seol pulang ke rumah dan kolaps di ranjang, kelelahan tapi ia tetap berusaha menghafal nomor telepon.
Myung Ran & Eun Seol pergi ke spa. Eun Seol menceritakan betapa menyebalkan bossnya yg baru, dan berkata ia heran karena Ji Heon tidak melakukan pekerjaan apapun tapi ia ahli dalam menyiksa orang. Rupanya Ji heon memiliki julukan X-Men di DN Group. Eun Seol tak percaya ada orang se-brengsek Ji Heon di dunia ini.
Tiba-tiba ponsel Eun Seol bordering, dari JiHeon. Eun Seol menjawabnya, tapi karena tangannya basah, hp Eun Seol jatuh ke dalam kolam dan rusak. Esoknya, Ji Heon marah karena Eun Seol tak menjawab panggilannya “Bagaimana jika ada kejadian penting di kantor? Mulai sekarang selama menjadi sekertarisku kamu kularang pergi ke spa “.
Eun Seol berkata, bulan depan ia perlu pergi ke spa, tapi Ji Heon tak bergeming, mengatakan “ Berhenti membantah” pada Eun Seol. Akhirnya setelah itu Eun Seol tak pernah berkata apapun, Ji Heon bertanya mengapa Eun Seol diam saja, dan Eun Seol dengan kesal menjawab Ji Heon menyuruhnya berhenti membantah. Eun Seol lalu mengingatkan dirinya telah terlambat menghadiri meeting. Ji Heon dengan kesal terburu-buru pergi.
Karena tak siap menghadiri meeting, Ji Heon melamun saat Moo Won member presentasi tentang keterlambatan –kehadiran karyawan . Presdir bertanya pada Ji Heon pendapatnya . . Ji Heon yg sejak awal tidak menyimak mengatakan itu hal yg bagus. Presdir membentaknya. Moo Won mengikuti Ji Heon keluar rg meeting dan bertanya bagaimana pekerjaan No Eun Seol. Ji Heon mengatakan lebih baik menyelesaikan masalah daripada menambah musuh. Moo Won berlalu. Ji Heon melihat tissue di lantai dan ia berbalik untuk memungutnya.
Presdir lalu meeting dengan Moo Won dan mendiskusikan sifat Ji Heon yg sepertinya tak bisa diandalkkan sebagai penerus Perusahaan. .Presdir berharap Ji Heon memiliki kemampuan seperti Moo Won, dan berkata Moo Won nampaknya siap mengambil alih perusahaan milik ibunya. Perusahaan itu adalah warisan dari mendiang ayah Moo Won, dan adalah tugas moo Won untuk mengambil alih. Setelah itu, Presdir lalu memanggil Eun Seol ke ruangannya.
Eun Seol menghadap presdir, dia gugup . Presdir memintanya untuk memegang tanggungjawab untuk memastikan Ji Heon dating tepat waktu di kantor setiap hari. Eun Seol tak punya pilihan lain selain menerima. Presdir meminta Eun Seol dating kerumahya mulai besok pagi, memastikan Ji Heon dating ke kantor tepat waktu apapun yg terjadi. Dan memastikan Ji Heon tak meninggalkan kantorselain karena urusan pekerjaan. Jika Eun Seol gagal, Presdir akan memecatnya. Eun Seol setuju dengan syarat ia diperbolehkan menggunakan kekuqatan fisik untuk melakukan tugasnya. Presdir setuju ia berfikir kekuatan fiik seorang gadis bukanlah hal serius yg harus dikuatirkan.
Eun Seol meminta waktu sebulan untuk hasil akhirnya. Tugas ini bukanlah tugas enteng yg bisa selesai sekejap. Jika presdir menginginkan hasil dalam waktu sehari, sebaiknya presdir memecatnya sekarang juga.
Presdir Cha mengatakan ia memiliki banyak pengalaman, dan ia menebak bahwa masa lalu Eun Seol cukup keras. Eun Seol mengatakan, setiap orang memiliki sisi gelap di masa lalu yg pasti ingin mereka hapus. Presdir tertaawa dan berkata dirinya merasa cocok dengan Eun Seol
Nenek & Eun Seol..."Hwaitinggg !!!" |
Eun Seol bertanya dimana kamar Ji Heon. Sambil mengamati mansion-rumah besar- milik keluarga Cha. Eun Seol berkomentar tinggal di rumah mewah seperti ini membuat orang didalamnya lemah dan tak punya tujuan, tak punya keinginan sukses , karena telah memiliki segalanya. Nenek dengan enggan menyetujui pendapat Eun Seol.
Eun Seol mengatakan pada nenek (yg dipikirnyapembantu di mansion itu), bahwa ia disini untuk membangunkan Ji Heon agar ia bisa tiba di kantor tepat waktu. Nenek bertanya apa yg bisa Eun Seol lakukan. Eun Seol berlalu sambil berkata ia memiliki caranya sendiri, dan mengatakan pada nenek bahwa tetaplah bekerja dengan rajin karena itu membuatnya tetap sehat. Jadi jika Ji Heon bersikap jahat padanya , acuhkan saja, Nenek tak perlu memasukkannya dalam hati . Eun Seol lalu member semangat pada nenek “Hwaiting..”. Nenek tersenyum dan berfikir Eun Seol adalah gadis ceria dan pemberani.
Eun Seol mengetuk pintu kamar Ji Heon, dan tak memperoleh jawaban. Eun Seol perlahan membuka pintu sambil berkata ia masuk kamar . Ia melihat ji Heon masih tertidur dan berusaha membangunkannya. Tapi sulit. Ji Heon membalikkan badannya dan terlihat boxer bergambar tokoh kartun. Eun Seol memalingkan wajahnya
Ji Heon terbangun dan terkaget-kaget melihat Eun Seol ada di kamarnya. Ia tiba-tiba ingat dirinya hanya menggunakan boxer dan berteriak pada Eun Seol , bertanya apakah Eun Seol melihat sesuatu. Ji Heon pergi mandi dan merasa kesal dengan Eun Seol yg seenaknya masuk kamarnya.
Sambil menunggunya mandi, Eun Seol mengamati kamar Ji Heon. Dan ia melihat papan poster bergambar seorang wanita berambut panjang , berkuncir cepol, tanpa wajah. Eun Seol melihat sebuah sepatu dan mencoba mengenakannya karena sepatu itu mirip dengan miliknya.
Eun sEol perlahan merangkai satu demi satu peristiwa dan menyadari Ji Heon adalah pria yg ditemuinya di Room salon dan itu berarti Eun Seol lah yg menyebabkan Presdir melakukan kekerasan fisik pada gangster dan dihukum utnuk pelayanan masyarakat
Eun sEol perlahan merangkai satu demi satu peristiwa dan menyadari Ji Heon adalah pria yg ditemuinya di Room salon dan itu berarti Eun Seol lah yg menyebabkan Presdir melakukan kekerasan fisik pada gangster dan dihukum utnuk pelayanan masyarakat
Ji Heon keluar kamar mandi dan bertanya apakah sepatu itu pas dikaki Eun Seol. Eun Seol menjawab tidak., kakinya terlalu besar utnuk sepatu itu. Eun Sel berusaha melebarkan jemari kakinya, untuk meyakinkan Ji Heon bahwa kakinya besar.
Ji Heon mengatakan agar tak lagi menyentuh sepatu itu, karena itu adalah bukti penting. Ji Heon berharap bisa mengingat, tapi yg dia ingat hanya perempuan itu berkuncir .
Dengan marah Ji Heon melemparkan anak panah ke papan dart. Ia bersumpah membuat perempuan itu membayar untuk kerusakan reputasi dan stress yg dialami Ji Heon. Perempuan itu membuat saham perusahaan turun nilainya dan membuat ayahnyamurka pada Ji Heon . Setiap kali Ji Heon melempar panah, Eun Seol bergidik dengan ekspresi wajah penuh kesakitan. Eun Seol membayangkan dirinya menjadi sasaran panah Ji Heon.
Eun Seol berkata “jika perempuan itu tahu akibat yg disebabkan olehnya, ia pasti amat menyesal. Mungkinkah Ji Heon memaafkannya sedikit” , tapi ji Heon menolak. Eun Seol melanjutkan ucapannya “Atau Ji Heon segera menemukan perempuan itu dan menghukumnya” .
Ji Heon mengatakan itu ide yg bagus jika Eun Seol dapat menemukan perempuan itu, Ji Heon menyerahkan sebelah sepatu itu pada Eun Seol dan mengatakan itu adalah tugas Eun Seol sekarang : menemukan perempuan berkuncir cepol. Jika Eun Seol berhasil, Ji Heon akan menjadikannya karyawan tetap.
Mereka berjalan menuju kantor. Mereka sudah sangagt terlambat dari jam kantor. Eun Seol berjalan dengan lesu memikirkan tugas dari Ji Heon. Ji Heon bertanya apakah Eun Seol tak senang dengan tawarannya menjadikan Eun Seol karyawan tetap. Eun Seol menjawab ia merasa senang. Ji Heon melarang Eun Seol dating lagi ke rumahnya. Tapi Eun Seol menolak, karena itu adalah perintah dari presdir.. Eun Seol berjanji untuk lebih berhati-hati, tak akan melihat underwear Ji Heon lagi. Ji Heon mendelik. Tapi ia menahan diri karena pada saat yg sama Presdir dan sekertarisnya tiba dan menunggu lift bersama mereka.
Presdir mengkritik Ji Heon yg dating telat . Ji Heon membalas dengan mengatakan “Ayah juga datang bersamaan waktu dengannya, jadi apa masalahnya” . Presdir ngamuk mendengar ini ia berteriak bahwa ia terlambat karena pagi hari ia harus melakukan kerja sosial. Dan Ji Heon lah yg menyebabkan ini. Presdir yg emosi mulai memukuli Ji Heon. Sekertaris Presdir dengan cepat membungkuk dan meminta Eun Seol naik ke punggungnya untuk menutupi kamera di sudut lift.
*nah..pelajaran baru buat Eun Seol nih…. qeqeqe…
Ji Heon mengancam akan kabur dari rumah, jika presdir tetap seperti ini. Ji Heon tidak ingin ayahnya memaksa Eun Seol membangunkannya tiap pagi di rumahnya.
Akhirnya Eun Seol tak tahan melihat perkelahian mereka. Ia berdiri di depan Ji Heon untuk melindungi Ji Heon. Presdir memintanya menyingkir. Tapi Eun Seol berkata , tugasnya “Protect the Boss”memastikan keselamatan Ji Heon “. Presdir kembali meminta Eun Seol menyingkir, tapi ia teteap menolak, akhirnya tamparan presdir yg dialamatkan ke JiHeon malah mengenai Eun Seol. Semua orang di dalam lift terdiam kaget.
Presdir menawarkan kompensasi bagi Eun Seol, untuk kejadian yg tidak disengaja itu. Eun Seol mengatakan daripada uang , sebaiknya ia meminta jaminan bila uatu hari ia melakukan hal yg tak disukai presdir, maka presdir akan memaafkan sebagai kompensasai kejadian hari ini. Presdir tertawa, menyukai pikiran Eun Seol.
Eun Seol memandangi amplop berisi uang di meja yg ditawarkan untuknya. Presdir bertanya apakah Eun Seol menyesal menolak uang itu. Eun Seol menjawab karena Presdir ingin memberikan uang, maka ia takk akan menolak.
Eun Seol dan Ji Heon berjalan keluar ruang Presdir. Eun Seol dengan bahagia meliahat amplop berisi uang. Ia mengaku bahwa selama ini dialah yg memberikan uang untuk orang-orang yg dipukulnya dan tak pernah mengalami yg sebaliknya. Kini Eun Seol tahu rasanya menerima uang “pukul” itu . Eun Seol merasa seperti memenangkan lotere. Ji Heon memandangi Eun Seol dengan heran.
Ji Heon menyuruh Eun Seol mengobati pipinya yg memerah bekas tamparan. Tapi Eun Seol mengatakan itu bukan hal penting. Dan akan baik baik saja tanpa obat. Ji Heon dduk di ruan gkantornya, mengingat kejadian saat Eun Seol melindunginya. Ji Heon berjalan keluar ruangan dan melihat dua sekertaris senior memarahi Eun Seol karena lalai membersihkan ruang pantry. Ji Heon merasa Eun Seol adalah sekertarisnya, bukan sekertaris 2 perempuan itu
* dengan kata lain : Cuma Ji Heon yg boleh bersikap jahat pada Eun Seol… :)
Dan Ji Heon berteriak memanggil Eun Seol, mengatakan bahwa Eun Seol tak boleh meninggalkan mejanya semenitpun, kecuali untuk melakukan tugas yg diperintahkan Ji Heon. Eun Seol menjelaskan ia hanya membersihkan ruangan . Ji Heon menyuruhnya segera masuk ke ruangan Ji Heon dan membersihkan nya sekarang juga. Kedua sekertaris senior tak bisa berbuat apa-apa.
Eun Seol lalu mulai membersihkan ruangan Ji Heon. Ji Heon berusaha mengalihkan perhatian Eun Seol agar Eun Seol melihat P3K yg disiapkan Ji Heon untuknya. Eun Seol tak memperhatikan maksud Ji Heon, hingga JiHeon akhirnya harus mengeluarkan salep dari kotak P3K. Ia mengatakan salep itu untuk memar. Eun Seol bertanay apakah Ji Heon mengkhawatirkannya, tapi Ji Heon hanya duduk di kursi putarnya dan berlagak tak mempedulikan Eun Seol.
Ji Heon melihat Eun Seol asal-asalan saat menggunakan salep. Ia lalu memaksa untuk mengoleskan salep itu di pipi Eun Seol. Saat menyadari wajah mereka begitu dekat, Ji Heon terlompat kaget. Ia lalu mengoleskan dari jarak jauh, sambilmemalingkan wajah saat melakukan ini. Setelahnya Eun Seol memberikan hand sanitizer di telapak Ji Heon.
Tak lama, mantan sekertaris Ji Heon tiba di kantor untuk meminta surat rekomendasi, dan mengatakan bahwa ia telah mengetahui identitas perempuan berkuncir cepol. Ji Heon tertawa senang. Dan Eun Seol mendengar ini. Eun Seol meminta waktu untuk pergi ke toilet.
Eun Seol berlari turun dan menemui ex-sekertaris di lobi. Eun Seol menyamarkan wajahnya menggunakan scarf. Dan merampas file yg dibawa ex-sekertaris. Ex- sekertaris mengejarnya keluar ruangan. Eun seol menghadapi ex-sekertaris dan setengah mencekiknya , Eun Seol mengancam agar ex sekertaris tidak membocorkan identitas perempuan cepol itu, mengatakan pada Ji Heon bahwa ia tak pernah melihat file itu. Eun Seol akan memberikan surat rekomendasi untuk ex-sekertaris , tapi dia harus meninggalkan gedung itu sekarang juga. Ex-sekertaris bertanya “apakah kamu No Eun Seol, si perempuan berkuncir cepol ?”
*wah berarti beneran dia tahu dengan tepat identitas si Miss cepol kita …. >.<Eun Seol mengatakan pada Ji Heon, bahwa dirinya dijadwalkan hadir di Dept.Store hari itu untuk event promosi. Eun Seol akan mendukungnya dan mengatakan mulai kini ia akan tulus menjadi sekertaris Ji Heon. Ji Heon heran, apakah selama ini Eun Seol merasa terpaksa. Tapi Ji Heon bersedia pergi ke Dept.Store.( Eun Seol merasa ia harus melakukan yg terbaik sebagai penebus kesalahannya pada Ji Heon..)
JiHeon & Eun Seol melakukan kunjungna kerja di Dept Store dan Eun Seol setia menemani sambil siap sedia hand sanitizer.. Mereka berjalan mengelilingi outlet Dept Store. Tiba-tiba Ji Heon menyadari Eun Seol menghilang. Ia mencoba menelpon Eun Seol, tapi tak diangkat. SAat segerombolan orang tua dan anak-anak berjalan mendekati Ji Heon. Ia merasa pusing dan hilang keseimbanganJi Heon mencoba menarik napas panjang, sambil terus menelpon Eun Seol samapi ia jatuh terlutut. Eun Seol mendekat sambil membawa sebotol air, memegang Ji Heon dan bertanya apakah ia memerlukan paramedic. Ji Heon mengatakan agar Eun Seol merangkulnya sampai ia tengan kembali. Tak lama, ji Heon mulai pulih dan menyadari bahwa mereka berdua berpelukan. Segera Ji Heon menepis lengan Eun Seol dan mengatakan mereka harus menjaga jarak di depan umum.
Ji Heon ga bisa tidur...teringat kejadian "berpelukan" di dept store |
Di rumah, ji Heon terus memikirkan Eun Seol yg menyelamatkannya dan memeluknya hari ini. Ji Heon gelisah dan mulai berpindah-pindah di ranjang-kursi berusaha melupakan kejadian ini, dan frustasi karena ia tak bisa menyingkirkan Eun Seol dari pikirannya. Sementara, dirumah Eun Seol sibuk browsing di internet, mencari informasi jenis penyakit yg menyebabkan memalingkan wajah saat melakukan panik di depan umum.
Keesokan harinya di kantor, Eun Seol membuka laci teratas di meja Ji Heon dan menemukan botol berisi pil. Tanpa disadari, Ji Heon memasuki ruangan dan menanyakan mengapa Eun Seol memberikan “Kupon diner senilai 1 juta won” dan bukan “Tagihan baru senilai 1 juta won” seperti yg dia minta (kudanya terdengar mirip dalam bahasa korea”. Apakah Eun Seol ingin perut Ji Heon meletus, ucapnyanya marah.Jae Joong oppa terlihat kurusss.... yah?? |
Moo Won masuk ke ruangan eun Seol. Ia dan Eun Seol berjalan keluar kantor dan minum kopi bersama. Moo Won menanyakan apa yg sedang dikerjakan Eun Seol. Eun Seol menceritakan kejadian “kupon diner”. Moo Won tertawa dan mengatakan ini adalah kesalahan tak disengaja dan sekertarisnya sering melakukan hal yg sama.
Eun Seol berterimakasih karena Moo Won selalu member semangat , Moo Won berterimakasih karena Eun Seol bertahan cukup lama . Eun Seol bertanya apakah Ji Heon memiliki penyakit. Moo Won menjawab tak tahu jika Ji Heon memiliki penyakit. Eun Seol hendak menjelaskan “kemarin….” . Tapi ia tak jadi mengatakan apapun . Moo Won merasa penasaran.
Di ruangannya, Moo Won menerima laporan dari sekertarisnya. File kesehatan Ji Heon. Ia membaca diagnose bahwa Ji heon sering mengalami serangan panic, dan medis belum mengetahui penyebabnya. Moo Won mulai merangkai kejadian saat Ji Heon berlari keluar ruang meeting. Dan mulai berfikir tentang penyebabnya.
Presdir mengikuti Ji Heon menuju ruangannya dan memaksa Ji Heon menerima project ini. Presdir mengatakan Ji Heon adalah anak satu-satunya yg diharapkan meneruskan Presdir nanti, karena kakak ji Heon telah tiada. Presdir tak berharap Ji Heon melakukan nya lebih baik dari orang lain, Presdir hanya ingin ji Heon melakukan sebaik orang lain. Ji Heon mengatakan presdir memiloiki harapan yg terlalu tinggi. Presdir meninggalkan ruangan dan Eun Seol menyaksikan Ji Heon berdiri mematung
Pulang kerja, Ji Heon memerintahkan supirnya untuk mengantar Eun Seol sampai stasiun subway. Ji Heon mengatakan Eun Seol boleh libur beberapa hari karena ia sendiri tak akan masuk kerja .
Di rumah, Ji Heon melihat proposal project yg diserahkan Moo Won padanya. Ia membaca notes kecil dari Moo Won yg menyatakan Moo Won ingin Ji Heon sukses mengerjakan project ini.
Keesokan harinya, Eun Seol tetap bekerja. Saat meeting sekertaris, Eun Seol meminta izin keluar untuk pergi ke rumah boss nya. Eun Seol masuk ke ruangan Ji Heon, dan melihatnya duduk di meja mempelajari proposal. Ji Heon mulai membuat beberap tanda di proposal dan membacanya keras-keras. Eun Seol bersembunyi diluar kamar sambil menempel pada pintu kamar Ji Heon untuk mendengarkan. Tapi tak lama Ji Heon menyadari pintu kamarnya terbuka.
Ji Heon mendadak membuka pintu dan menemukan Eun Seol . Eun Seol mengatakan pada Ji Heon bahwa kemampuan bicaranya sangat buruk. Sulit membedakan apakah ia sedang melakukan presentasi atau member ultimatum. Eun Seol lalu mengajari Ji Heon cara berbicara (Eun Seol memiliki banayk pengalaman berbicara didepan umum saat melakukan demonstrasi di masa kuliah). Merka terus berlatih sampai Ji Heon akhirnya bisa melakukan presentasi dengan baik.
Ibu Moo Won sedang mempersiapkan lokasi acara untuk event -project perusahaan itu. Eun seol mendampingi Ji Heon mengenakan busana, ia akan tampil berpidato. Dan Eun Seol menyemangati Ji Heon. Ji Heon berkata Eun Seol cerewet. Tapi sepertinya Ji Heon mulai terbiasa dengan Eun Seol. “Hwaiting” ucap Eun Seol. Dan Ji Heon berjalan diatas panggung
Dari atas panggung , Ji Heon melihat nenek, ayah , dan manajemen hadir semua. Ia menarik nafas panjang dan memulai pidatonya “ Sebagai direktur baru di Yayasan DN Group…” Ji Heon sedang berbicara saat ia melihat Seo Na Yoon berjalan memasuki ruangan.
Ji Heon terdiam kaku, ia mengatakan pidatonya akan disampaikan oleh sekertarisnya . Ji Heon berlari keluar ruangan. Hadirin benar-bbenar kecewa. Eun Seol masuk ke kamar JiHeon, ternayta JiHeon sedang bermain games.Ji Heon merasa malu karena meninggalkan ruangan itu dan membuat Eun Seol terlihat bodoh di panggung. Eun Seol tak menanggapi, ia ikut bermain games. SAmbil bermain, Ji Heon bertanya apakah Eun Seol ingin menyampaikan sesuatu, apakah ia kesini untuk menghibur Ji Heon. Eun Seol bertanya apakah Ji Heon perlu dihibur. Eun Seol mempersilahkan jika Ji Heon ingin menangis , karena Eun Seol tak bisa memaksa perasaan Ji Heon.
Presdir mendadak masuk ke kamar Ji Heon dan mencabut kabel game box. Dia memaksa Ji Heon mengatakan alasan yg masuk akal mengapa ia melakukan hal memalukan tadi. Ji Heon mengatakan ia tak memiliki alasan, ia hanya ingin melakukannya. Presdir menampar Ji Heon, meminta anaknya itu untuk mengatakan sesuatu alasan . “Katakan alasanmu, apa saja” ucap presdir marah dan putus asa.
Ji Heon mengatakan saat ini ia tak memiliki hal untuk dikatakan. Presdir mengusir Ji Heon dari rumahnya dan jangan pernah kembali. Eun Seol membujuk presdir, mengatakan JiHeon pasti punya alasan yg dimengerti. Eun Seol merasa ia tahu alasannya, tapi tanpa izin Ji Heon, ia tak mungkin mengatakannya pada presdir. Eun Seol meminta presdir untuk mengerti sementara ini.
Sementara itu Moo Won sedang diner dengan Na Yoon. Moo Won berkata ia tahu mengapa Na Yoon kembali bekerja di DN Group. Na Yoon berkata dia akan memperbaiki segalanya dengan Ji Heon dan akan memulai lagi hubungan dengannya.
Ji Heon berjalan jalan di luar, Eun Seol mengikuti dari belakang. Ji Heon berusaha mengusirnya, tapi Eun Seol tetap mengikuti. Sampai suatu saat ketika Ji Heon berpaling dan berteriak mengusir Eun Seol, tapi gadis itu tak ada. Ji Heon mendadak gelisah dan memanggil Eun Seol. Eun Seol lalu muncul di depan Ji Heon membuat Ji Heon kaget.
Ji Heon akhirnya bisa menerima kehadiran Eun Seol mengkutinya. JiHeon berkata ia meninggalkan rumah tanpa membawa ponsel dan dompet. Ji Heon juga berkata bahwa ia tak mungkin menaiki subway ataupun bus. Mereka akhirnya pergi naik taksi menggunakan uang Eun Seol . Eun Seol menyarankan mereka makan JJimjalbang. Tapi Ji Heon tak ingin pergi ke lokasi yg dipenuhi orang asing.
Eun Seol akhirnya membawa Ji Heon ke apartemen Myung Ran. Ia dan Myung Ran tinggal di satu apartment. Ji Heon berterimakasih pada Eun Seol untuk bantuannya hari ini, tapi kemudian ia melihat sepasang sepatu di lantai . Ji Heon membelalak karena mengenali sepatu itu. Eun Seol melompat ke lantai menyembunyikan sepatu itu. Tapi terlambat…..
No comments:
Post a Comment