Monday, August 15, 2011

Protect The Boss Episode 3




Saat berterimakasih pada Eun Seol,   Ji Heon melihat sepatu itu. Eun Seol berusaha menyembunyikan, namun terlambat. 
ES : “Apakah kamu mm…melihatnya?”
JH : “Melihat apa?”
ES : “Oh..tidak…mm..bukan apa-apa..baguslah kau tak melihatnya”
JH : “AKu lihat” sambil meraih sepatu itu dan mengmatinya dengan seksama. “Coba berbalik” JH meminta ES untuk membalikkan badan, agar JH bisa menilai dengan jelas apakah ES adalah “gadis berkonde cepol”


JiHeon pun akhirnya mengetahui bahwa Eun Seol adalah gadis yg membuatnya terlibat perkelahian gangster.

Eeun Seol pun duduk dan mengaku bahwa dialah gadis itu. JiHeon meraih dagu Eun Seol dan memaksa Eun Seol menatap matanya.
JH : “Mengakulah, kamu merencanakan ini semua sejak awal dan akhirnya kamu jadi sekertarisku”
ES : “Itu tidak enar, semua ini  hanya kebetulan. SAya tak tahu, saya begitu kagetr melihat sepatu itu dikamarmu, jantung saya nyaris berhenti”

JiHeon tak bisa mempercayai ucapan Eun Seol , walaupun Eun Seol terus berusaha menerangkan kejadian yg sebenarnya. Ji heon mendorong Eun Seol kesamping, tepat saat Myung Ran datang. Myung Ran yg melihat Ji heon mendorong Eun Seol langsung bertindak, menjatuhkan ji Heon diatas ranjang. Eun Seol yg terkejut segera menyelamatkan Ji heon dan mengatakan pada Myung Ran bahwa ia telah salah paham, lelaki ini adalah bosnya Cha ji Heon.



ES : “hentikan, Myung Ran, jangan salah paham, ia tidak memukuliku, Dia ini bosku Cha ji Heon
MR : “Jadi ini Cha Ji Won si brengsek itu ? Biar kuberi dia pelajaran “ Myung Ran segera menyeret ji heon dan memepetnya di tembok


Eun seol buru-buru menyelamatkan Ji heon. Ji Heon segera berlari keluar apartemen. Eun Seol mengejarnya, mengkhawatirkan kondisi ji heon.

ES: “APakah kamu baik-baik saja?”
JH : “ Tidak, aku tidak baik baik saja. Semua ini karena salahmu. SAya merasa sakit. Perasaan saya sakit melebihi fisik”
ES : “Maafkan saya, tak berniat membohongimu, saya ingin berkata sebenarnya, tapi saya takut. SAya berjanji akan bekerja keras sebagai gantinya”
JH : “JAdi, semua yg kamu lakukan, bukan tulus dari dirimu, tapi  karena perasaan bersalah. SAya menyesal telah mempercayaimu selama ini”

Eun Seol menggeleng, mengatakan ia selama ini tulus bekerja sebagai sekertaris ji heon. Memang ada perasaan bersalah, tapi Eun Seol jujur ingin Ji Heon sukses dan ia ingin menjadi sekertaris yg baik untuk nya.
Ji Heon tak ingin mendengar apapun lagi dari Eun Seol. Ia sudah tak bisa mempercayainya. Karena eun Seol, ji Heon kehilangan semua kepercayaan, hidupnya menjadi susah dan sengsara.

*yaelah…lebay bener si Ji Heon, bukan salah Eun Seol kale  klo dia berantem ma gangster. Eun Seol ga bilang apapun sama gangster itu  tentang ji heon , juga bukan Eun Seol  yg meminta ayah Ji Heon memukuli gangster itu

Eun Seol membungkuk pada ji Heon, meminta maaf dan pergi dengan sedih. Saat Eun Seol tiba di apartemen, Eun Seol memarahi Myun g Ran karena kekasarannya pada Ji Heon. Eun Seol tak tenang, membayangkan Ji Heon diluar sendirian. Myung ran menenangkan, dengna mengingatkan bahwa Ji Heon sudah besar. Tapi Eun Seol berkata bahwa Ji Heon hanyalah seorang anak kecil, dan ia begitu khawatir padanya.
JiHeon berjalan sendirian di gang sepi, mendadak lampu jalanan mati. Ia ketakuatan dan mulai berteriak memanggil Eun Seol. Eun Seol datang berlari. Tapi Ji Heon berlagak tak memerlukan Eun Seol.


 Ji Heon setuju untuk kembali ke apartemen Eun Seol. Ia menginap disana malam itu. JiHeon tidur di lantai bersama Eun Seol. Myung Ran tidur di ranjang.  Karena Ji Heon takut gelap  maka lampu apartemen tetap dinyalakan saat mereka tidur. Ji Heon rupanya tak bisa tidur. Ia membolak-balikkan badan , membuka selimutnya dan terkejut karena mendapati Myung Ran memandanginya dari atas ranjang. Myung Ran mengeluh mengatakan tak bisa tidur karena lampu menyala. Tak hanya itu, Ji Heon memukul kipas angin karena suaranya rebut. Tengah malam Ji heon terbangun karena MyungRan yg tidur di ranjang didekatnya jatuh menimpanya.
*qeqeqe… serasa kejatuhan gajah deh…sengsara bener Ji heon …

Di mansion keluarga Cha, presdir sedang menyesali tindakannya menampar Ji heon siang tadi. Ia begitu menyesal dan hendak melukai tangannya dengan memukulkan botol wiski. Nenek yg melihat, mengambil botol tersebut dan bukannya menyingkirkan, malah memukulkan botol wiski itu ke tangn presdir. PResdir menjerit kesakitan. Nenek mengomeli presdir karena belum juga mengubah temperamennya.
Presdir mendengar nasihat nenek, dan mengatakan ia tak mengerti . Dirinya adalah koglomerat  terkuat dan paling terkenal di korea, jika ia ingin melakukan sesuatu, ia pasti bisa. Tapi mengapa ia tak bisa mengendalikan anaknya?. Ji Heon membuatnya merasa kesulitan dan gagal sebagai seorang ayah..


Esoknya, Ji Heon tiba di kantor bersama Eun Seol. Ji Heon mengendap-endap dibelakang Eun Seol, khawati terlihat ayahnya.
Moo Wonbertanya mengapa Ji Heon ke kantor dengan pakaian santai.
 JH : “karena saya  tidur di apartemen Eun Seol semalam, memang kenapa?
ES : “Eh.. itu..mm ada 3 orang yg tidur disana dan ada seseorang yg tidur diantara dirinya dan Ji heon”
Moo Won tersenyum “yah, pasti ada alasan yg bagus untuk ji heon menginap di tempatmu Eun Seol”

Ji Heon nampaknya tak suka melihat Moo Won akrab dengan Eun Seol. SAat Moo Won  membuka pintu lift dan mempersilakan Eun Seol masuk  terlebih dulu, Ji heon bergegas masuk terlebih dulu dan menutup pintu elevator lalu menjulurkan lidah pada Moo Won yg berdiri di luar elevator bersama Eun Seol.

Ji Heon akhirnya mengganti bajunya. Dan saat moo Won memasuki ruangannya untuk member tahu bahwa Na Yoon telah kembali ke Korea, dan bertanya mengapa Ji Heon lupa.
*sepertinya Na Yoon adalah mantan kekasih Jo Heon

Ji Heon berkata ia sibuk mengatur sekertaris barunya yg penuh masalah, jadi tak punya waktu menemui na yoon. Moo Won memperlihatkan Koran yg memuat artikel Na Yoon. Ji Heon melihat foto Na yoon di cover Koran dan berkata ia benar-benar melupakan hari ia kembali ke Korea.
  
Na Yoon melihat karangan bunga dari Ji Heon , ia teringat masa lalu saat hendak meninggalkan korea, Na Yoon menunggu Ji Heon  datang di airport. Ji Heon akhirnya tiba saat Na Yoon hendak memasuki pesawat . Ji Heon terlihat bahagia,  datang menyusul Na Yoon. Tapi Ji Heon berhenti karena ponselnya berbuny. Ji Heon mengangkatnya dan terlihat wajahnya begitu kaget

JH :”APA?..apa maksudmu? “Ji Heon berbicara di ponsel dengan gemetar dan menjatuhkan ponselnya. Ia jatuh dan saat yg bersamaan Na yoon memasuki pesawat. Ia pergi tanpa bertemu Ji Heon


Eun Seol memberikan laporan pada presdir, bahwa ia tak perlu khawatir, karena tak terjadi apapun tadi malam. Presdir bilang Ji Heon tak pernah tertarik dengan perempuan.  Presdir ingin tahu apakah Ji Heon bersikap menyesal atas perbuatannya kemarin. Eun Seol mengatakan saat pagi, JiHeon begitu sulit dibangunkan, mungkin itu karena ia tidur terlalu larut memikirkan nya dan menyesalinya.

Presdir merasa senang. Ia mengatakan bahwa singa memang harus  bersikap tegas pada anaknya. Dengan mndorong anaknya ke tepi jurang, maka anaknya akan belajar bertahan. Tapi Eun Seol menyanggah. Eun Seol berkata jika tiba tiba datang Singa lain yg lalu membunuh Singa pertama, maka anak singa yg ada di tepi jurang akan benar-benar dibunuh singa ke dua. Akhirnya Presdir yg tadinya sempat berfikir untuk menggunakan kekerasan pada Ji Heon berfikir ulang.

Di kantor, Eun Seol membawakan kopi untuk Ji heon. JiHeon sedang melamun ke masa lalu. Eun Seol, tak sengaja menumpahkan kopi di area selangkangan ji Heon. Ji Heon menjerit kaget dan merasa kesakitan. Ia berlari ke toilet, membersihkan celananya dan mengeringkannya. Eun Seol lalu menunggu Ji Heon di depan toilet . SAat Ji Heon keluar, Eun Seol bertanya apakah ji Heon perlu pergi ke RS, mungkin saja “itu-nya” terbakar?.
"mungkinkah "itu"-mu terbakar?"
 Ji Heon ngomel, mngatakan eun Seol adalah troublemaker  penyebab semua kesialan yg dialaminya. Eun Seol mengatakan bahwa ia tak bermaksud demikian.  Ji Heon berkata jika ayahnya tahu jati diri Eun Seul, ia pasti dipecat.  Eun Seol akan sengsara. Ji heon bersumpah akan memberitahu ayahnya di waktu yg tepat. Eun Seol memohon agar Ji Heon tak membongkar rahasianya pada ayahnya, dan Eun Seol juga akan berusaha menjaga rahasia Ji Heon.

Ji Heon memandang Eun Seol, berlagak yg dibicarakan adalah tentang pakaian dalam dan kebiasaan tidur Ji Heon. Ji Heon yg merasa kesal, langsung berlari untuk menemui ayahnya, ia berniat akan mengatakan rahasia Eun Seol. Du sekertaris senior melihat kejadian ini dan menyebarkan gossip di kantor bahwa Eun Seol lah yg menyebabkan kejadian (dgn gangster) di room salon

 Eun Seol akan memperbaiki mesin fotokopi dan mendengar sekertaris lain berbicara dalam bahasa jepang di telepon. Ia merasa terkagum kagum akan kemampuan bicara asing sekertaris itu. Tiba-tiba sekertaris Mo Woon yg berada dekat situ mendengar nama Eun Seol disebut dengan cara yg tak sopan. Ia menegur sekertaris tadi, dan ingin mendengar alasannya. Ia mengatakan Eun Seul lah yg menyebabkan kejadian di room salon. Ji Heon sendiri yg mengatakan. Eun Seul membenarkan tapi ia mengatakan itu kejadian yg tidak disengaja. Sekertaris Moo Won kecewa karena Eun Seul telah membuat kantor sekertaris mereka menjadi bahan lelucon di kantor

Eun Seol pergi menemui Ji Heon, namun ia tak di ruangan. Ji Heon ternyata ‘diculik’ oleh nenek yg menuntut Ji Heon mengembalikan semua yg diberikan karena Ji Heon terus mengecewakan ayah dan perusahaan. Ji Heon menelepon eun Seul dan mengatakan Eun Seul harus menyerahkan surat pengunduran dirinya.

ES :” Apakah kamu benar-benar ingin aku mengundurkan diri?”
JH : “Ya.”
ES : “Kalau begitu lakukan dengan benar”. Eun Seul ingin Ji Heon memecatnya dengan cara yg sopan, bukan dari telepon.
JH : “KAmu Ku pecat!! Out..Out !!”


Eun Seul yg sedih, pulang dari kantor memutuskan naik ke bis ke luar kota. Ia pergi menemui ayahnya yg sedang berlatih beladiri di lapangan. Ia melihat Eun Seul yg dipenuhi aura emosi. Sesaat kemudian, mereka berdua berlatih beladiri, agar Eun Seul bisa melampiaskan marahnya. Eun Seul mengeluarkan serangan yang berbahaya sambil meneriakkan nama sekertaris yg menyebarkan gossip, Ia juga meneriakkan nama Ji heon sambil menyerang ayahnya.
ES : “Ji Heon, hari ini aku akan membunuhmu…!!!” Eun Seul menganggap ayahnya, si obyek serangan, sebagai Ji Heon
Ayah : “ Eun Seul, ini ayah..ini ayah..bukan Ji Heon,…”ayah berlari-lari menghindari serangan Eun Seul yg semakin ganas.

Sementara itu, Ji Heon melemparkan panah dart ke papan posterEun Seul. Ia merasa frustasi . Ia tak dapat tidur. Ji heon teringat saat menginap di apartemen Eun Seul. Ji Heon sempat sulit tidur lalu Eun Seul mengajari cara tidur melungker ala bayi dalam kandungan. Cara ini membantu Eun Seul untuk tidur nyenyak, saat ia dulu kehilangan ibunya. Eun Seul meraih tangan ji Heon dan memijatnya , untuk membantu ji Heon tidur.  Eun Seul terus memijat tangan ji heon sampai Eun Seul tertidur.  Lucnya Eun Seul tertidur di telapak tangan ji heon, dan ji heon yg belum juga tertidur,  membiarkan Eun Seul tertidur di telapaktangannya.

Mengingat kejadian itu, Ji Heon jadi membayangkan Eun Seul tidur melungker di depannya. Ji Heon menjerit dengan wajah senyum “pergilah” katanya pada bayangan Eun Seul. Tapi tiba-tiba Presdir masuk kamar Ji Heon, penasaran apa yg dilakukan Ji Heon. Ji Heon kesal karena ayahnya mengagetkannya.


 Eun Seolmenginap di rumah ayahnya, di luar kota. Mereka berbincang-bincang dengan akrab.
ES : “Ayah, mungkin aku harus pindah kesini, di rumah bersama ayah”
Ayah: “Apakah kamu tahu mengapa ayah pindah disini?”
ES : “Dojo (tempat latihan beladiri) ayah bangkrut, ayah kehilangan banyak uang”
Ayah: “ya, tapi alasan sebenarnya adalah ayah ingin mencari pencerahan , dengan tinggal diluar kota di daerah yg masih alami”
ES:”pencerahan?, hmm apakah ayah sudah menemukannya?”

Ayah kemudian mengakui bahwa seharusnya ia tak melarikan diri dari masalahnya dulu. Kini ia menyesal, tapi sudah tak ada artinya.


Presdir dan ji heon berjalan di luar rumah, mereka memandangi bintang.Presdir memita maaf telah memukul Ji Heon.  JiHeon mengatakan ialah yg salah karena mambantah ayahnya. Ji Heon memohon agar ayahnyatak lagi kasar. Presdir juga meminta agar JiHeon tak keras kepala. Mereka berdua setuju untuk mendiskusikan semua masalah dengan tenang. Presdir mengatakan ia akan melindungi semua hak Ji heon dan takkan membiarkan siapapun mengambilnya. Presdir bertanya apa yg terjadipada jiHeon, kini ia benar-benar berubah. Ji heon berkata sejak dulu ia memang tak terlalu bisa diandalkan. Presdir setuju, tapi JiHeon yg dulu sebenarnya memiliki kemampuan. Presdir meminta JiHeon untuk melihat masa depan, jangan menoleh kebelakang lagi.

Eun Seol memutuskan untuk kembali bekerja keesokan harinya. Dua orang sekertaris senior mengejeknya sebagai tak tahu malu. Eun Seul  menyeret mereka kea tap gedung, bertanya mengapa mereka meremehkannya sejak pertama kali Eun Seul datang.  Mereka mengatakan karena Eun Seul membuat kantor sekertaris mereka menjadi bahan ejekan.Kemapuan Eun Seul dibawah standar. Pertengkaran akhirnya memicu Eun Seul mengunci lengan kedua sekertaris itu. Mereka tak berkutik . Eun Seul mengatakan bersekolah di sekolah ternama, tak menjamin mereka menjadi manusia yg lebuihbaik, dan ia mengancam mereka agar mereka tak lagi meremehkan dirinya. Dua sekertaris itu setuju

* daripada tangannya dipatahin Eun Seul..hehe)

Eun Seul menemui Moo Won, memberikannya hadiah perpisahan. Moo Won menolaknya, memita Eun Seul meminta maaf pada presdir, dan moo Won akan membantu Eun Seul. Eun Seul bertanya mengapa moo Won begitu baik padanya. Eun Seul menyebut Moo Won orang yg baik hati, yg mempercayainya walaupun Eun Seul tak memiliki kualifikasi yg ditentukan. Moo Won tersentuh dengan kata-kata Eun Seul dan mulai merassa bersalah
*karena Moo Won berniat memanfaatkan Eun Seul terhadap Ji heon.

Presdir tba di kantor dan sekertarisnya berusaha mengatakan tentang kejadian room salon. Tapi  Presdir yg baru semalam berbagi hati dengan anaknya, merasa kejadian room salon itu tak perlu diungkit kembali. Ia ingat perjanjiannya denga JiHeon untuk melupakan masa lalu.

Eun Seol menelpon presdir untuk mengaku dan meminta maaf. Presdir keheranan karena kini Eun Seul yg ngeyel bicara tentang kejadian room-salon. Presdir meminta Eun Seul melupakan kejadian itu. Eun Seul setengah tak percaya. Tapi Presdir meyakinkan bahwa  ia telah melupakan dan memaafkan kejadian itu.  Eun Seul berterimakasih pada Presdir karena telah begitu baik luar biasa dan menakjubkan

*qeqeqeq……ternyata saat ‘memaafkan’ Eun Seul, presdir sedang menjalani pelayanan masyarakat : membantu menyeberangkan pelajar di jalan raya

Eun Seol kembali bekerja, atasannya mengatakan agar Eun Seul jangan bersikap melupakan kejadian ini , hanya karena presdir tak memecatnya. Ji Heon yg mendengarkan ini membela Eun Seul. Ia mengatakan hanya dirinyalah yg dapat memecat Eun Seul, karena Eun Seul sekertarisnya.

 Setelah mereka kembali ke ruangan, Ji Heon bertanya dengan marah pada Eun Seul, mengapa semua orang memperlakukan Eun seul semena-mena. Eun Seul mengatakan bahwa semua karena jiHeon  mengatakan bahwa dialah penyebab kejadian room salon, hingga kini semua orang dikantor tahu hal itu. Eun Seul mengatakan ia telah menyerahkan surat pengunduran dirinya (seperti yg diperintahkan Ji heon kemarin). JiHeon terkejut.

Moo Won berkata pada kepala kantor sekertaris, jika perusahaan memecat seseorang yg baru mereka pekerjakan, perusahaan bisa dituntut. Lalu moo Won mengambil surat pengunduran diri Eun Seul dari meja kepala kantor sekertaris, yg keheranan mengapa semua lelaki di kantornya nampaknya membela Eun Seul.
Moo Won masuk ke ruang Jiheon- Eun seul. Ji Heon yg melihat moo Won membawa surat itu berusaha merebut. Moo Won berusaha mempertahankan, Ji Heon melompat-lompat berusaha merebut surat itu. Akhirnya moo Won merobek surat itu. Eun Seul berterimakasih karena Moo Won membantunya menyelesaikan masalahnya. Eun Seul juga berterimakasih pada ji Heon. Moo Won berkata ia juga harus berterimakasih pada Eun Seul, karena hadiahnya. Moo Won lkalu menunjukkan ponselnya. Ia telah memotret hadiah Eun Seul. Dan Moo Won berkata hadiah itu adalah benar-benar benda yg ia sukai.
Ji heon merasa kesal, ia duduk sambil memuka hadiah perpisahan dari Eun Seul. Ternyata hadiahnya adalah sebuah boxer bergambar tokoh kartun. Ji heon marah dan membuangnya.

Moo Won meeting dengan Na Yoon mendiskusikan iklan perusahaan. Moo Won bertanya mengapa Na Yoon telah lama kembali, tapi Ji Heon tak menghubungi Na Yoon. Na yoon bertanya apakah Ji heon yg  mengatakan padaya. Moo Won tertawa, dan ia mengatakan jika Na yoon terluka karena Ji Heon, ia akan berada disisi Na Yoon. Saat Moo Won akan kembali ke kantor, Na Yoon ikut di dalam mobilnya. Na Yoon ingin menemui Ji Heon

Meeting di kantor dimulai. Presdir dan nenek hadir. SAat berjalan masuk ruang meeting nenek menutupi wajahya dengan tangan, supaya Eun Seul yg berdiri di depan ruang meeting tak mengenalinya.

*  Heheh…ada-ada aja si nenek..

 Na Yoon mencoba memasuki ruang Ji heon, tapi Eun Seul melarangnya.  Eun Seul menyuruh Na Yoon duduk menunggu, sambiil ia memberitahu Ji  Heon. Na Yoon kesal, tapi sekertaris Moo Won mengatakan hanya boss dan sekertaris pribadinya yg menentukan siapa yg bia bertemu bossnya. Na yoon terpaksa menunggu

 SAat meeting manajemen, presdir mengungkapkan calon suksesornya yaitu Ji Heon.  Ibu Moo Won keberatan, ia mengatakan posisi Ji Heon lemah dimata karyawan dan pemegang saham, karena kemampuannya diragukan. Presdir mengatakan, karena hal itulah ia ingin agar berita ini cukup diketahui peserta meeting. Dan ia berharap hal ini dirahasiakan, sambil ia mempersiapkan Ji Heon sebagai penerusnya.

Ibu Moo Won terang-terangan menentang ide ini, tapi Moo Won menghentikannya. Presdir mengungkapkan rencana training untuk Ji Heon, yg meliputi kunjungan ke semua divisi usaha DN Group untuk memperkenalkan diri dan mempelajari bisnis unit mereka.

Setelah meeting usai Moo Won menemui  Ji Heon , mengucapkan selamat. Ji heon tak percaya ketulusan MooWon dan menyuruhnya berkata jujur. Moo Won bilang Ji heon samasekali tak memiliki hasrat bekerja di bidang bisnis, keputusan presdir akan berakibat buruk bagi DN Group.
Ji Heon mengakui, ia tak tertarik untuk menguasai DN Group, tapi ia tak akan menyerahkannya pada Moo Won. Ji heon tak bisa mempercayai moo Won, menurutnya MooWon nampaknya seperti orang yg akan melakukan penggelapan pajak.
* wkwkwkwk….


Ji Heon bertemu Na Yoon diruangan kantornya. Mereka berdua pergi ke coffee shop untuk berbicara
NY : “Aku melihatmu datang ke bandara hari itu,  yang juga hari……” Na yoon tak melanjutkan bicaranya. Ia melihat Ji Heon yg sepertinya tak meladeninya dengan serius, Na yoon tersinggung
JH : “Itu terjadi di masa lalu.., aku bosan karena kamu terus membicarakan itu”
NY: “Baiklah kita bicara ttg saat ini, bagaimana hubungan kita kedepan?” NaYoon Nampak kesal, mungkin karena Ji Heon melupakan hari kepulangan dia ke Korea dan sampai saat ini Ji Heon belum menelponnya sama sekali
JiHeon berkata dengan dingin bahwa mereka tak memiliki hubungan apapun lagi.  Na yooon tak menerimanya ia berkata ia akan menunggu sampai Ji Heon berhenti bersikap dendam. Ji Heon berkata saat ini dirinya adalah orang yg tak memiliki tujuan hidup. NaYoon mengatakan karena tatakrama nya ia mampu menahan marah, dan ia akan kembali saat Ji Heon mulai berfikir dngan benar. Na Yoon melangkah masuk toilet dan menangis. Sat keluar dari toilet, Na yoon Nampak rapi, dan tak terlihat sisa-sisa tangisan di wajahnya

*ckckck…. Jadi penasaran, apa siih yg terjadi di bandara hari itu?..apa yg terjadi antara JiHeon – Na Yoon??? 


Sementara itu ibu Moo Won berusaha merayu Nenek agar memveto keputusan presdir. Nenek menolak, mengatakan ia tak memiiki hak apapun kini. Tak lama presdir datang, nenek menyruh keduanya saling bicara, lalu nenek pergi.
Presdir berbicara banmal dengan ibu Moo Won (kakak iparnya-ibu moo won istri kakak presdir). Presdir dan ibu Moo Won dulu adalah teman. Presdir meminta Ibu Moo Won tak menghina Ji Heon, keponakan yg juga anak temennya. Ibu Moo Won bertanya mengapa presdir mengabaikan hak Moo Won, dan memperlakukan Ji heon ribuan kali lebih baik. Karena terus dicecar dengan kasar, Presdir nyaris tak bisa mengendalikan emosi, Ibu moo Won menantangnya untuk menampar jika presdir berani.

Ibu Moo Won menangis dalam lift.  Moo Won dan sekertarisnya mendengarkan segala keluhan ibu Moo Won dan niatnya utnuk membalas dendam . Ibu Moo Won bertanya mengapa Moo Won tak menghiburnya. Moo Won berkata ia membiarkan ibu menangis karena menangis dapat melepaskan rasa stress.

Moo Won bertemu Na Yoon di lobi.  Mereka berdua pergi bersama.

 Dan Ibu Moo Won pergi menemui ibu Na Yoon, yang mengatakan ia bersedia membantu Ibu Moo Won untuk berbicara dengan presdir. Tapi ia mengajukan syarat agar pernikahan anak-anak mereka harus ditentukan .

*jadi…ibu-ibu ini ingin menjodohkan Moo Won – Na Yoon?? Dan sepertinya ortu Na Yoon orang penting juga nih, sampai bisa “berbicara” dengan presdir DN Group..


Ji Heon masih saja terduduk di coffee shop , walau Na Yoon telah beranjak pergi.  Ia membayangkan saat ia dulu berkencan dengan Na Yoon, saat manis mereka berdua. Eun Seul datang menemui Ji heon di coffee shop. Ji Heon hendak pergi, meninggalkan cake yg belum disentuhnya diatas meja. Eun Seul menunjuk cake itu “cake itu sayang kalo ga dimakan, akan terbuang percuma”. JiHeon mengijinkan Eun Seul membawanya ke ruang kantor.

Eun Seol duduk di ruang JiHeon dan memakan cake itu dengan senang.  Ji Heon mengijinkan tapi mengingatkan agar Eun Seul tidak meninggalkan remah cake. Sambil melihat Eun Seul menyantap cake Ji Heon bertanya
JH: ” Apakah menurut Eun Seul, saya layak menggantikan Presdir suatu hari nanti ?”
ES: “  Mengapa JiHeon bertanya spt itu. Jika Ji heon menjadi presdir nanti, saya berharap Ji Heon akan menjadi seseorang yg jujur tak berurusan dengan jaksa”
JH : “menurutmu, presdir yg baik itu seperti apa?”
ES:”hmm..presdir yg baik adalah presdir yang… member gaji baik, memperhatikan karyawan, member banyak beasiswa bagi pelajar miskin seperti saya dulu. APakah JiHeon ingin menjadi presdir?”
JH :” Tidak. SAya tidak ingin jadi presdir. Ayo cepat selesaikan makanmu”
 Eun Seul bergegas menyendokkan cake ke mulutnya.


AKhirnya Presdir selesai melakukan hukuman  “pelayanan masyarakat”. Ia merasa bangga terhadap dirinya. Sekertarisnya mengagumi kemurahan hati presdir, bahkan presdir pun mau memaafkan orang yg berbuat kesalahan besar padanya. Presdir bertanya kesalahan yg mana.  Dan akhirnya sekertaris menjelaskan presiden memaafkan penyebab ia harus menjalani hukuman “pelayanan masyarakat”.

 *oo..ooo… Eun seul…

Presdir mendatangi Ji Heon dengan marah. Ia bertanya mengapa JiHeon mempekerjakan orang yg telah membuatnya sengsara. Ji heon bertanya bukankah ayahnya telah memaafkan Eun Seul.  Presdir mengelak, ia tak mungkin memaafkan hal seperti ini, dan meminta Ji Heon memcat Eun Seul sekarang juga. JiHeon kecewa, tadinya ia berfikir presdir menyukai Eun Seul.
Presdir mengakui ia menyukai Eun Seul karena dia polos dan cute, tapi ada peraturan di perusahaan yg harus diikuti. JIHeon tetap menolak memecat Eun Seul. Presdir curiga jika JiHeon menyukai Eun Seul sebagai wanita. JiHeon buru-buru menyangkal. Presdir lega karena nampaknya I Heon berkata jujur. Presdir berkata Eun Seul tak memiliki keahlian apapun, dan ia akan mencari sekertaris terbaik untuk Ji heon. Ji Heon berkata ia suka sikap Eun Seul yg ceroboh.  Karena dengan begitu ia dapat melupakan semua kelemahan dirinya.

*kalau kita bersama orang yg lebih bego dari kita, normally kita merasa pinter…hmmm iya deh Ji Heon…

Presdir akhirnya setuju tak memecat Eun Seul , dengan syarat JiHeon harus serius bekerja keras menjadi suksesor presdir DN Group. Ji Heon semula menolak, tapi saat presdir mengancam untuk menelpon Eun Seul sekarang juga untuk memecatnya, Ji Heon setuju dengan persyaratan ayahnya.

Ji Heon akhirnya melakukan lawatan kerja. Pertama ia mengunjungi Taman Bermain yg merupakan unit usaha milik DN Group. Eun Seul mengikutinya sambil sibuk mencatat ucapan Ji Heon. Ji heon merasa bosan dan akan pergi, namun Eun Seul memegang tangannya dan mencegahnya . Ji Heon perlu menyelesaikan tugasnya tempat ini sebelum pergi. Dan Eun Seul akan memastikan itu. Ji Heon kesal sambil bergumam “Ini semua karena kesalahan Eun Seul”.
Eun Seol dan Ji Heon duduk di kursi taman sambil mengamati pengunjung yg lalulalang. Eun Seol menceritakan impian kanak-kanaknya untuk bisa main di tempat ini. Ia pernah kesini dengan ayahnya tapi tiketnya terlalu mahal, jadi ia hanya bisa naik 2 wahana saja. Ayahnya berjanji saat memiliki uang ia akan membelikan Eun Seul tiket terusan untuk naik semua wahana.

Ji heon berkata hal itu tak layak diingat. Eun Seul bersikeras bahwa kenangan itu harus terus diingat. Tapi anehnya Eun Seul tak bisa mengingat 2 wahana yg dulu dinaikinya
Ji Heon tiba tiba menaikkan 2 jari tangannya, meminta eun Seul menunju 2 wahana yg ingin dinaiinya, JiHeon akan membayar. Lalu JiHeon menaikkan satu jari lagi, jadi 3 wahana dan kemudian ada 4 jari. JiHeon membolehkan Eun Seul naik 4 wahana. Eun Seol tersenyum, dan keheranan. JiHeon berkata ia ingin Eun Seul memeriksa wahana itu dengan menaikinya.

Na Yoon duduk dengan ibu Moo Won berbicara tentang bisnis marketing. Moo Won pun tiba, mendadak ibu Moo Won beranjak pergi.  Keduanya sadar bahwa ibu Moo Won mencoba menjodohkan mereka berdua. Akhirnya keduanya berjalanjalan ke taman hiburan.
*omo…tempat yg sama dengan JiHeon-Eun Seul

 Eun Soel memilih wahana Viking Ship , kapal yg berayun tinggi. Ji Heon tak ikut naik karena takut. Eun Seul berjanji akan duduk di kapal di kursi yg terlihat jelas dari arah Ji Heon. Eun Seul memanggil petugas Viking ship untuk memegang tangan Ji Heon, dan meminta agar petugas itu mengawasi Ji Heon dengan baik. Ji Heon kesal diperlakukan seperti anak-anak.

Eun Seol naik ke wahana, Ji Heon menyaksikan dari bawah. Kepala JiHeon berayun ke kiri-kekanan searah ayunan kapal Viking. Ia melihat Eun Seul dan orang-orang menjerit-jerit. Ji Heon heran mengapa mereka mau mebayar mahal untuk mengalami siksaan.

Naa yoon berkata pada Moo Won, bahwa orangtua mereka ingin mereka menikah secepatnya. Mo Won berkata ia ingin diberi kebebasan. Tiba-tiba keduanya melihat Ji Heon di dekat wahana Viking Ship. Mereka mengikuti arah pandangan JiHeon. Dan akhirnya mereka melihat Eun Seul. JiHeon Nampak tersenyum dan tertawa geli menyaksikan Eun Seul menjerit dan melambaikan tangan dari atas kapal Viking.  Wajah Moo Won dan Na Yoon membeku...



@____@ jaejoong....

cr pict : Ockoala

RELATED RECAPS POSTS :

Casting Protect The Boss
Protect The Boss Episode 1
Protect The Boss Episode 2


 

No comments:

Post a Comment